masih kosong
Chemical Engeneering
Jumat, 30 Oktober 2015
Senin, 07 September 2015
PROSES PEMBUATAN SEMEN
PROSES PEMBUATAN SEMEN
Semen adalah suatu senyawa atau material yang berfungsi
untuk merekatkan atau mengikat dua atau lebih benda padat . Semen digunakan
untuk membangun gedung, jalan, pondasi
rumah, landasan bandara, dll.
Kata
semen berasal dari bahasa lain “Cementum”
yang artinya bahan pengikat. Defenisi
semen secara
umum adalah bahan perekat yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu
kesatuan yang kuat.
Semen yang ada di pasaran sekarang ini ada 2 jenis yaitu Portland composite cement (PCC) dan Portland Order Cement (POC) perbedaan dari kedua jenis semen
ini adalah dari segi komposisi dan perbandingan bahan semennya. Semen PCC adalah jenis semen yang banyak
diproduksi sedangkan semen POC hanya
diproduksi jika ada pesanaan dari komsumen atau untuk keperluan ekspor.
Bahan baku pembuatan semen yaitu
batu kapur dan tanah liat, adapun bahan tambahan yaitu pasir besi dan pasir
silica ditambahkan apabila kadar silica dan pasir besi yang terdapat dalam
tanah liat tidak mencapai standar. Penambahan pasir besi dan silica harnya bertujuan sebagai bahan
koreksi yaitu apabila kandungan pasir besi dan silica dalam tanah liat kurang dari jumlah yang diinginkan.
Proses pembuatan semen secara garis besar terdiri dari 3
bagian proses yaitu: proses pada Raw Mill (RM), kiln dan finish mill.
Proses
pembuatan semen:
A. Bagian Raw Mill
1. Penambangan bahan baku
Bahan baku ditambang batu kapur yang diambil dari gunung
batu kapur. Pengambilan batu kapur
dilakukan pertama pembersihan lahan dari semak dan pohon-pohon dengan
menggunakan bulldozer, peledakan
dilakukan menggunakan dinamit tetapi
sebelum dilakukan peledakan tambang
harus dihindarkan dari setiap pekerja demi keamanan.
Bahan baku (tanah liat) diambil dengan cara menggali
tanah bagian di bawah tanah gambutnya.
2. Batu kapur dari tambang lalu
dihaluskan dalam crusher untuk
menghancurkan bongkahan-bongkahan batu kapur yang masih dalam ukuran yang masih
besar menjadi ukuran tertentu untuk disimpan dalam gudang batu kapur. Tanah
liat yang berasal dari tambang disimpan dalam gudang penampungan tanah liat
untuk proses selanjutnya
3. Tanah liat, batu kapur, dalam
gudang lalu diumpankan ke dalam been
feeder menggunakan bell conveyor.
Selain tanah liat dan batu kapur, ada juga beberpa bahan tambahan yang
ditambahkan yaitu pasir silica dan pasir
besi. Tujuan dari penambahan bahan tambahan hanya sebagai bahan koreksi apakah
kandungan silica dan ferri dalam tanah liat sudah sesuai kandungan silica dan
besi dalam semen. Di dalam Been Feeder
ini komposisi dari raw (bahan baku) yang akan diumpankan ke Raw Mill ditentukan berapa
perbandingannya. perbandingan yang komposisi bahan baku disesuiakan dengan
hasil analisa yang dilakukan di dalam laboratorium. Dari Been Feeder bahan baku lalu diumpankan ke Raw Mill.
4. Raw Mill
Raw mill adalah tempat untuk menghaluskan ukuran partikel dari
batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi. pada raw
mill, ada dua jenis raw mill yaitu
vertical raw mill dan horizontal raw mill. beberapa pabrik
semen telah menggunakan VRM untuk
proses penggilingan bahan baku dengan alasan tingkat kehalusan yang diperoleh
lebih efisien dan energi yang digunakan lebih rendah daripada penggilingan raw mill mengunakan horizontal raw mill. adapun bagam dari VRM ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.
keterangan gambar:
1. Gas Flow
2. Pressure Difference
3. Return gas Flow Pressure
4. Outlet Temperature
5. External Recirculation
Dari raw mill diperoleh bahan baku dengan ukuran yang lebih
kecil dan masih kasar. Bahan yang halus dipisahkan dengan menggunakan
separator. ukuran partikel yang lolos separator adalah partikel dengan ukuran
yang lebih kecil sedangkan ukuran yang kasar akan dikembalikan dalam VRM untuk dihaluskan kembali. selama
proses penghalusan berlangsung panas dimasukkan kedalam VRM, panas digunakan
untuk menghilangkan kadar air dalam raw (bahan baku).
raw mill
yang satunya lagi adalah Horizontal Raw
Mill (HRM), dalam penampakannya HRM terdiri dari Tube Mill dan grinding media. grinding media adalah
bola-bola baja dengan ukran yang 25-100 mm. di dalam tube mill, bola-bola akan diputar sesuai arah putaran tube mill. sementara tube mill berputar
umpan dimasukkan dan dalam tube mill
terjadi tumbukan antara bola baja dan umpan. hasil dari Raw Mill selanjutnya
dibawa ke silo raw mill untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam pembakaran
Langganan:
Postingan (Atom)