Senin, 07 September 2015

PROSES PEMBUATAN SEMEN

PROSES PEMBUATAN SEMEN
Semen adalah suatu senyawa atau material yang berfungsi untuk merekatkan atau mengikat dua atau lebih benda padat . Semen digunakan untuk membangun  gedung, jalan, pondasi rumah, landasan bandara, dll. Kata semen berasal dari bahasa lain “Cementum” yang artinya bahan pengikat. Defenisi semen secara umum adalah bahan perekat yang dapat mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kuat.  Semen yang ada di pasaran sekarang ini ada 2 jenis yaitu  Portland composite cement (PCC) dan Portland Order Cement (POC) perbedaan dari kedua jenis semen ini adalah dari segi komposisi dan perbandingan bahan semennya. Semen PCC adalah jenis semen yang banyak diproduksi sedangkan semen POC hanya diproduksi jika ada pesanaan dari komsumen atau untuk keperluan ekspor.
            Bahan baku pembuatan semen yaitu batu kapur dan tanah liat, adapun bahan tambahan yaitu pasir besi dan pasir silica ditambahkan apabila kadar silica dan pasir besi yang terdapat dalam tanah liat tidak mencapai standar. Penambahan pasir besi dan silica harnya bertujuan sebagai bahan koreksi yaitu apabila kandungan pasir besi dan silica dalam tanah liat kurang dari jumlah yang diinginkan.
Proses pembuatan semen secara garis besar terdiri dari 3 bagian  proses yaitu: proses pada Raw Mill (RM), kiln dan finish mill.
Proses pembuatan semen:
A.   Bagian Raw Mill
1.    Penambangan bahan baku
Bahan baku ditambang batu kapur yang diambil dari gunung batu kapur.  Pengambilan batu kapur dilakukan pertama pembersihan lahan dari semak dan pohon-pohon dengan menggunakan bulldozer, peledakan dilakukan menggunakan dinamit  tetapi sebelum dilakukan peledakan  tambang harus dihindarkan dari setiap pekerja demi keamanan.
Bahan baku (tanah liat) diambil dengan cara menggali tanah bagian di bawah tanah gambutnya.

2.    Batu kapur dari tambang lalu dihaluskan dalam crusher untuk menghancurkan bongkahan-bongkahan batu kapur yang masih dalam ukuran yang masih besar menjadi ukuran tertentu untuk disimpan dalam gudang batu kapur. Tanah liat yang berasal dari tambang disimpan dalam gudang penampungan tanah liat untuk  proses selanjutnya
3.    Tanah liat, batu kapur, dalam gudang lalu diumpankan ke dalam been feeder menggunakan bell conveyor. Selain tanah liat dan batu kapur, ada juga beberpa bahan tambahan yang ditambahkan  yaitu pasir silica dan pasir besi. Tujuan dari penambahan bahan tambahan hanya sebagai bahan koreksi apakah kandungan silica dan ferri dalam tanah liat sudah sesuai kandungan silica dan besi dalam semen. Di dalam Been Feeder ini komposisi dari raw (bahan baku) yang akan diumpankan ke Raw Mill ditentukan berapa perbandingannya. perbandingan yang komposisi bahan baku disesuiakan dengan hasil analisa yang dilakukan di dalam laboratorium. Dari Been Feeder bahan baku lalu diumpankan ke Raw Mill.

4.    Raw Mill
Raw mill adalah tempat untuk menghaluskan ukuran partikel dari batu kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi.  pada raw mill, ada dua jenis raw mill yaitu vertical raw mill dan horizontal raw mill. beberapa pabrik semen telah menggunakan VRM untuk proses penggilingan bahan baku dengan alasan tingkat kehalusan yang diperoleh lebih efisien dan energi yang digunakan lebih rendah daripada penggilingan raw mill mengunakan horizontal raw mill. adapun bagam dari VRM ditunjukkan seperti gambar di bawah ini.
  
keterangan gambar:
1.    Gas Flow
2.    Pressure Difference
3.    Return gas Flow Pressure
4.    Outlet Temperature
5.    External Recirculation

Dari raw mill diperoleh bahan baku dengan ukuran yang lebih kecil dan masih kasar. Bahan yang halus dipisahkan dengan menggunakan separator. ukuran partikel yang lolos separator adalah partikel dengan ukuran yang lebih kecil sedangkan ukuran yang kasar akan dikembalikan dalam VRM untuk dihaluskan kembali. selama proses penghalusan berlangsung panas dimasukkan kedalam VRM, panas digunakan untuk menghilangkan kadar air dalam raw (bahan baku).

            raw mill yang satunya lagi adalah Horizontal Raw Mill (HRM), dalam penampakannya HRM terdiri dari Tube Mill dan  grinding media. grinding media adalah bola-bola baja dengan ukran yang 25-100 mm. di dalam tube mill, bola-bola akan diputar sesuai arah putaran tube mill. sementara tube mill berputar umpan dimasukkan dan dalam tube mill terjadi tumbukan antara bola baja dan umpan. hasil dari Raw Mill selanjutnya dibawa ke silo raw mill untuk selanjutnya dimasukkan ke dalam pembakaran